Proposal Bimbingan Konseling
JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang sepakat bahwa pendidikan adalah investasi hidup yang paling
berharga. Melalui pendidikanlah upaya mencetak Sumber Daya Manusia yang
berkualitas, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur dan berkemampuan tinggi akan dapat dicapai. Sebagaimana diamanatkan dalam
UUSPN No. 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.
Salah satu yang tersurat secara implisit dalam penyelenggaraan pendidikan
menurut UUSPN yaitu melalui kegiatan bimbingan yang lazim dikenal dengan
istilah Bimbingan dan konseling. Keberadaan Bimbingan dan Konseling di sekolah
memberikan dampak positif yang amat besar terhadap perkembangan pendidikan dan
pribadi siswa, hal ini mengingat banyaknya permasalahan belajar yang dialami
siswa. (Ahmadi, Abu &
Supriono,Widodo. 2004 : 16) mengemukakan permasalahan belajar yang dihadapi
siswa antara lain:
1. Siswa mengalami kesulitan dalam
mempersiapkan kondisi fisik dan
psikisnya.
2. Siswa tidak dapat mempersiapkan bahan dan
peralatan sekolahnya.
3. Sarana dan prasarana di perpustakaan kurang menunjang.
4. Peralatan di laboratorium kurang lengkap, sehingga tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan
pelajaran.
5. Siswa tidak mempunyai keberanian
untuk menyampaikan pertanyaan atau
pernyataan dalam proses pembelajaran.
6. Siswa sering melanggar
kedisiplinan kehadiran di sekolah, misalnya sering datang terlambat, sering
tidak masuk sekolah, berbicara kotor, /over acting/ ketika belajar.
7. Malas mencatat mata pelajaran.
8. Tidak menindak lanjuti proses belajar
mengajar.
9. Tidak bergairah atau termotivasi dalam
belajar.
10. Siswa tidak melaksanakan
belajar, dan diskusi kelompok.
11. Tidak bergairah
dalam melaksanakan tugas atau latihan mata pelajaran.
12. Siswa malas
berkonsultasi dengan guru.
Dalam praktiknya penanganan
masalah-masalah siswa di atas dalam kerangka bimbingan dan konseling
diselesaikan melalui konseling individu maupun konseling kelompok. Berbagai
teori dikemukakan oleh para ahli mengenai pendekatan atau teknik yang digunakan
oleh konselor ketika proses konseling berlangsung.
Pada dasarnya pendekatan/teknik
konseling itu dibagi tiga (Moh. Surya : 1988). yaitu : teknik
konseling direktif, non-direktif dan Eklektif. Teknik Konseling Eklektif merupakan penggabungan dua teknik Konseling
Direktif dan Non Direktif Peneliti memadukan kebaikan dua teknik konseling
tersebut, mengembangkan dan menerapkan dalam praktek sesuai dengan permasalahan
belajar siswa dengan berorientasi pada teknik hubungan antara konselor dengan
klien yaitu Teknik Eklektif dengan Perilaku Attending, yang dalam hal ini
dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Mengatasi Permasalahan
Belajar Siswa Kelas IX Semester 2 Melalui Konseling Eklektik Dengan Perilaku
Attending di SMP Negeri 1 ................. tahun Pelajaran 2010/2011”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, masalah-masalah identifikasi masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Prestasi belajar rendah,
2.
Kurang minat belajar,
3.
Pelanggaran tata tertib,
4.
Membolos, sering terlambat, bertengkar, sulit beradaptasi, pemalu, penakut,
menyendiri, berbicara kotor, dan berperilaku kasar
C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
Batasan masalah dalam PTK ini
yaitu :
1. Bagaimanakah pengaruh teknik
Konseling Eklektif dengan PerilakuAttending dalam mengatasi permasalahan siswa?
2. Bagaimanakah pengaruh teknik Konseling
Eklektif dengan Perilaku Attending guru selaku konselor dalam peningkatan
prestasi siswa
Pemecahan masalah yang
dilakukan guru berupa tindakan :
1. Langkah-langkah konseling dengan Perilaku
Attending
2. Pengentasan permasalahan siswa
3. Peningkatan hasil prestasi siswa
4.
Mengamati pengaruh konseling Eklektif dengan Perilaku Attending terhadap gairah belajar siswa dan prestasi
belajar siswa.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Teoritik
Tujuan teoritik penelitia tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui
pengaruh teknik konseling Eklektif
dengan penbdekatan attending dalam peningkatan semangat belajar, tanggung jawab
siswa sebagai pelajar, mengentaskan permasalahan belajar siswa, serta meningkatkan
kemampuan guru untuk membimbing siswa.
2. Tujuan Praktis
1. Membangkitkan semangat siswa untuk
belajar
2. Mengatasi permasalahan siswa
3. Meningkatkan partisifasi siswa dalam
pembelajaran
4. Meningkatkan prestasi belajar siswa
5. Meningkatkan kemampuan guru dalam
membimbing siswa
E. Manfaat
Hasil Penelitian
1. Bagi
Siswa
a. Membangkitkan semangat, partisifasi, peran
siswa dalam belajar
b. Mengatasi permasalahan pribadi dan teman
c. Meningkatkan harga diri siswa yang
bermasalah/klien
d. Menciptakan suasana aman,
mempermudah ekspresi perasaan siswa yang bermasalah/klien dengan bebas
e. Memberikan dampak positif yang
amat besar terhadap perkembangan pendidikan dan pribadi siswa; baik melalui
konseling individual maupun konseling kelompok yang dilaksanakan di kelas.
2. Bagi Peneliti
memberikan pemahaman pengaruh Konseling Eklektif dengan Perilaku
Attending terhadap pengentasan permasalahan, juga memberikan sumbangan
penyempurnaan praktek karena penelitian tindakan kelas ini menghasilkan deskripsi dan analisis tentang
kegiatan, proses, atau
peristiwa-peristiwa penting dalam bimbingan konseling.
3. Bagi guru
menjadi cermin menginstropeksikan diri berkenaan dengan tugas guru dalam
membimbing siswa di kelasnya.
4. Bagi pengambil kebijakan khususnya yang
terkait dengan pembelajaran di tingkat SMP
Hasil penelitian tindakan kelas ini
memberi sumbangan bagi perumusan,
implementasi dan perubahan kebijakan; sebagai upaya perbaikan sistem bimbingan
konseling guna peningkatan mutu pendidikan dan pelayanan pendidikan di sekolah
dasar.
BAB II
KAJIAN TEORI
·
Pengertian
Prestasi Belajar
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan
prestasi belajar, tentu mudah memberikan jawaban dengan begitu saja, mengingat
bayak komponen dan faktor yang ikut melatarbelakanginya. Ada faktor yang berasal dari luar
diri siswa, dan ada pula yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yaitu
faktor psikologis dan pisiologi. Meskipun demikan tidak mengurangi makna
ungkapan diatas, dan untuk lebih memudahkan dalam memehami pengertian prestasi
belajar, berbagai faktor yang terlibat dalam proses belajar dan akhirnya
mengemukakan tentang prestasi belajar tersebut.
1).
Pengertian Belajar
Skinner mengartikan belajar sebagai
suatu proses adaptasi perilaku secara progresif. (Nana S, dan M. Surya, 1975 : 59). Sedangkan
Prandsen (1957 : 43) memberikan batasan
belajar sebagai :…….. a change in experience or behavior resulting from
purposeful observation, over activity, or thingking, and accompairid by
motivational-emosional reactions, which results in more adequate satisfaction
of the motivating conditions (Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku atau
pengalaman sebagai akibat dari perhatian terhadap tujuan atas kegiatannya, atau
hasil berpikir dan disertai dengan dorongan dan reaksi emosi, sebagai akibat
dari kepuasan yang memadai dari kondosi dorongannya.
Abin Syamsudin (2003 : 134) merangkumkan
pengertian belajar dari beberapa ahli dalam satu pernyataan yakni suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang.Pengertian belajar dapat disimpulkan
:
a) Belajar adalah memperolehperubahan tingkah laku
b) Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh
aspek tingkah laku
c) Belajar merupakan suatu proses
d) Proses belajar terjadi karena adanya dorongan
dan tujuan yang akan dicapai
e) Belajar merupakan suatu bentuk pengalaman.
2).
Faktor-faktor yang terlibat dalam proses belajar
Pada dasarnya kehidupan sekolah
tidak ubahnya dengan kehidupan sosial yang sangat luas. Sekolah merupakan
miniatur kehidupan sosial. Para siswa yang belajar berusaha mempersiapkan diri
untuk memasuki kehidupan sosial secara matang. Interaksi antara sejumlah
individu dalam lingkungan sekolah, juga terlibatnya lingkungan sekitar,
sehingga mewujudkan kondisi yang amat kompleks dalam proses belajar mengajar di
sekolah. Faktor-faktor dalam diri murid (intern) dan faktor yang datang dari
luar (extern) secara bersama-sama turut mempengaruhi kegiatan belajar murid
yang hasilnya tercermin dalam perubahan pola-pola perilaku mereka.
Ada tiga masukan (input) yang secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama turut mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Pertama
masukan mentah /(raw input),/ yakni berbagai karakteristik yang dimiliki oleh
individu atau siswa ketika memasuki suatu kegiatan belajar mengajar, berbagai
karakteristik yang mencakup baik yang akan memberikan kemudahan atau merupakan
kendala dalam belajar sisa. Siswa sebagai raw input mempunyai pembawaan yang
beraneka ragam. Sebagai mahluk individual tentunya banyak hal yang berbeda, misalnya
: kapasitas dasar bakat mempengaruhi proses serta hasil belajar yang dicapai. Kedua
masukan instrumental atau sarana /(Instrumental input)./ Yakni merupakan
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, Ketiga masukan lingkungan
/(environmental input)/ yakni letak sekolah, situasi dan keadaan fisik sekolah,
susunan sekolah, hubungan antar individu di dalamnya dan faktor-faktor yang
dapat menjadi penunjang atau penghambat bagi berlangsungnya PBM secaraberhasil.
Interaksi ketiga masukan tersebut
dapat mempengaruhi keluaran yang diharapkan (/expected output/) yaitu berupa
hasil belajar para siswa. Bloom dan kawan-kawan membedakan hasil belajar yang
diharapkan itu berdasarkan atas kawasan (taxonomy), mulai yang paling sederhana
sampai yang paling kompleks. Ketiga kawasan keprilakuan manusia itu ialah kawasan kognitif (/cognitive
domain/), kawasan afektif (/affective domain/), dan kawasan psikomotorik
(/psychomotorik domain/).
3).
Prestasi Belajar
Prestasi belajar (/achevoment/)
dapat diketahui dengan mengevaluasi mereka dengan mempergunakan tes tertentu. Dengan
demikian, bagan tadi menunjukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa di sekolah.
B.
Starategi Dasar Layanan Bimbingan di SMP
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pengembangan karir. Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi
pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal,
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta
peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan
dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.
1.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling adalah
pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok,
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir,
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma
yang berlaku.
2. Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pengembangan kehidupan pribadi,
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan
mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai
dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik. Pengembangan
kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat
dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
Pengembangan kemampuan belajar,
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan
belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara
mandiri. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan
karir.
3.
Fungsi Bimbingan dan Konseling
1. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.
2. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan
yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
3. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
4. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi
untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai
potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
5. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik memperoleh pembelaan atas
hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
4. Teknik
Konseling
1).
Konseling Eklektik
Teknik Konseling Eklektik merupakan
penggabungan dua pendekatan Direktif dan Non-Direktif. Konseling Eklektik yang
mengambil berbagai kebaikan dari dua kebaikan dari dua pendekatan atau dari
berbagai teori konseling, mengembangkan dan menerapkan dalam praktek sesuai
dengan permasalahan klien. Konseling Eklektik lebih tepat dan sesuai dengan
filsafat tujuan bimbingan dan konseling dari pada sikap yang hanya mengandalkan
satu pendekatan satu pendekatan atau
satu dua teori tertentu saja (Moh. Surya : 1988).
a.
Konseling Direktif
Dalam konseling direktif klien bersifat
pasif, dan yang aktif adalah konselor. Dengan demikian inisiatif dan peranan
utama pemecahan masalah lebih banyak ditentukan oleh konselor. Klien bersifat
menerima perlakuan dan lebih banyak ditentukan oleh konselor. Dalam konseling
direktif diperlukan data yag lengkap dengan klien untuk dipergunakan diagnosis.
Diagnosis direktif konseling beraliran Behavioristik, yaitu layanan konseling
yang berorientasi pada perubahan tingkah laku secara langsung. Selain itu
diperlukan konseling secara individual, dan kelompok pada,bimbingan konsultasi
lainnya yang memberikan sumbangan langsung kepada keberhasilan siswa sekolah
maupun di luar sekolah. Laporan tersebut secara langsung dibenarkan dan
mendapat dukungan hasil diagnosis yang pada umumnya berbentuk kegiatan yang
langsung ditujukan pada pengubahan tingkah laku klien.
b.
Konseling Non-Direktif
Teknik konseling Non-Direktif, tersebut
juga /Client Centered theraphy,/pendekatan ini diperoleh oleh Carl Rongers dan
Universitas Wiconsin di Amerika Serikat. Merupakan upaya bantuan pemecahan
masalah yang berpusat pada klien, klien diberi kesempatan untuk mengemukakan
persoalan, perasaan dan pikiran-pikirannya secara bebas. Pendekatan ini berasumsi dasar
bahwa seseorang yang mempunyai masalah
sendiri. Tetapi oleh karena suatu hambatan, potensi dan kemampuannya itu tidak
dapat berkembang atau berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk memfungsikan kembali kemampuannya klien
memerlukan bantuan, maka dalam konseling, inisiatif dan peranan untama terletak
pada pundak klien sendiri. Sedangkan kewajiban dan peran konselor hanya
mempersiapkan suasana agar potensi dan kemampuan yang pada dasarnya ada pada
klien untuk berkembang secara optimal, menciptakan hubungan konseling yang
hangat, dan permisif. Menurut Roger menjadi tanggung jawab klien sendiri untuk
membantu dirinya sendiri. Prinsip yang penting adalah mengupayakan agar dengan
baik. Teori ini didasari
kajejat manusia, dan tingkah lakunya : pendekatan konseling beraliran
Humanistik (Sofyan. S. Willis, 2004 : 176). Aliran ini menekankan pentingnyapengembangan
potensi dan kemampuan yang secara hakiki ada pada diri setiap individu. Potensi
dan kemampuan yang berkembang menjadi penggerak bagi upaya individu untuk
mencapai tujuan-tujuan hidupnya.
5. Perilaku Attending
Perilaku Attending , (teknik
menghadapi klien) melalui kontak mata, bahwa badan, bahasa lisan, sehingga
klien akan terlihat dalam pembicaraan terbuka. Attending baik untuk
meningkatkan harga diri klien yang bebas. Perlu dihindari konselor
berpenampilan attending yang kurang baik seperti: kepala kaku, muka kaku,
ekspresi melalun, mengalihkan pandangan, tidak terlihat saat klien sedang
bicara, mata melotot. Posisi tubuh bersandar miring, tegak kaku, jarang duduk,
jarak duduk menjauh, duduk kurang akrab, dan berpaling. Memutuskan pembicaraan,
berbicara terus tanpa ada teknik dim untuk memberi kesempatan klien guna
berpikir dan berbicara. Penelitian
konselor terpecah, mudah buyar oleh gangguan (Sofyan. S. Willis, 2004 : 176).
Perilaku attending disebut juga perilaku
menghampiri klien yang mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa
lisan. Perilaku attending yang baik dapat:
1. Meningkatkan harga diri klien.
2. Menciptakan suasana yang aman
3. Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.
Contoh
perilaku attending yang baik :
* Kepala : melakukan anggukan jika setuju
* Ekspresi wajah : tenang, ceria, senyum
*
Posisi tubuh : agak condong ke arah klien, jarak antara konselor dengan klien
agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan.
*
Tangan : variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah, menggunakan tangan sebagai isyarat,
menggunakan tangan untuk menekankan
ucapan.
*
Mendengarkan : aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai,
diam (menanti saat kesempatan bereaksi), perhatian terarah pada lawan bicara.
Contoh perilaku attending yang
tidak baik :
*
Kepala : kaku
*
Muka : kaku, ekspresi melamun, mengalihkan pandangan, tidak melihat saat klien sedang bicara, mata melotot.
*
Posisi tubuh : tegak kaku, bersandar, miring, jarak duduk dengan klien menjauh, duduk kurang akrab dan
berpaling.
*
Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik diam untuk memberi kesempatan klien berfikir dan
berbicara.
* Perhatian : terpecah, mudah buyar oleh
gangguan luar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Tindakan
Objek penelitian tindakan kelas ini adalah
siswa kelas IX C SMP Negeri 1 Pamarican berjumlah 28 siswa dengan rincian 11
laki-laki dan 17 perempuan.
B. Setting, Lokasi, Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini
meliputi : data-data hasil wawancara terhadap responden, sumber data peristiwa
: hasil observasi, hasil analisis dokumen, artifak yang berasal dari
siswa/klien maupun dari guru/konselor dan peneliti.
Subjek
penelitian yang berasal dari siswa berupa hasil pengamatan tentang :
1. Partisipasi dalam belajar, bekerja sama,
berani bertanya
2. Tidak berbicara kotor, tidak bertengkar
3. Berani berpendapat, membuka diri, berterus
terang
4. Cerita, gembira, menerima nasihat,
merencanakan tindakan
Guru/konselor
dalam kegiatan bimbingan konseling berupa :
1. Mengamati, mencatat, mengumpulkan data
tentang sejauh manakah pengaruh bimbingan konseling menggunakan teknik
attending Eklektik terhadap gairah belajar siswa dan prestasi belajar siswa
2.
Tercapainya tujuan pokok bimbingan konseling
3. Guru selaku konselor dalam attending selalu
berupaya untuk berpenampilan baik,
seperti: kepala mengangguk jika setuju dan melakukan kontak pandang dengan
siswa/klien
4. Ekspresi wajah guru/konselor tenag, ceria,
tersenyum
5. Posisi tubuh konselor agak condong kearah
klien, jarak dekat, duduk akan
berhadapan atau berdampingan
6. Tangan konselor bervariasi melakukan gerakan tangan/lengan spontans
berubah arah sebagai syarat menekankan ucapan
7.
Kesabaran mendengarkan, aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga
selesai.
8. Empati ikut merasakan apa yang dirasakan
klien
9. Merefleksi/pematulan kembali perasaan, pikiran pengalaman klien
10.
Directing/mengarahkan klien
11.
Paraphasing/dapat menangkap pesan utama klien
12. Interprestasi/berupaya megulas
pemikiran, perasaan, perilaku yang
merujuk pada teori
13. Bertanya membuka percakapan dan
menyampaikan pertanyaan tertutup
terhadap klien
14. Minimal Encouragment atau memberikan
dorongan langsung terhadap apa yang
dikatakan klien
15.
Bertindak sebagai leading/memimpin arah pembicaraan
16.
Penyimpulan sementara/Summariing
17. Memberi kesempatan kepada klien untuk
feed back/mengambil kilah baik dari
hal-hal yang telah dibicarakan
18.
Penyimpulan hasil secara bertahap guna meningkatkan kualitas diskusi
19.
Pemberian nasehat, informasi dan merencanakan tindakan selanjutnya
Setting Lokasi Penelitian tindakan Kelas ini ruang
kelas IX dan ruang guru BP SMP Negeri 1 Pamarican Kabupaten Ciamis.
C. Metode
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui, yaitu
: wawancara untuk sumber data responden, observasi untuk sumber data perietiwa
dan analisis dokumen untuk sumber data dokumen. Informasi tersebut digali dari
empat sumber yaitu : peristiwa/kegiatan, pelaku peristiwa, tempat,
dokumen/artifak (Sutopo, 1996: 49-51).
1.
Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap
guru (selaku konselor) dan siswa. Tujuannya adalah ntuk memperoleh data
informasi untuk pemahaman, penerapan dan pentingnya bimbingan kelompok dan
pendekatan konseling Eklektif guna mengatasi permasalahan belajar.
2.
Pengamatan/Observasi
Pengamatan akan dilakukan terhadap
konselor dan siswa untuk memantau proses dan danpak penanganan masalah belajar
melalui pendekatan Eklektik Attending dalam penggunaan permasalah belajar siswa
teknik pengamatan yang akan digunakan adalah pengamatan berperan secara aktif
sebagaimana dikemukakan oleh Spradley (1980) ditulis kembali Joko Nurkamto
(2003 : 12) berperan aktif di dalam pengertian kegiatan alih tangan konselor
kepala sekolah. Kemudian hasil pengamatan akan dipergunakan guna menata
langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya.
3. Analisa
Dokumen
Analisa dokumen akan dilakukan terhadap
dokumen-dokumen : data hasil pengamatan, data hasil wawancara serta yang digali
dari empat sumber yaitu : peristiwa / kegiatan, pelaku peristiwa, tempat,
dokumen atau artifak terhadap guru dan siswa, juga dari catatan lapangan
pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam upaya penanganan permasalahan belajar
siswa. Tujuannya adalah untuk melengkapi informasi yang telah diuperoleh
melalui pengamatan dan wawancara.
Indikator
kinerja penelitian tindakan kelas bimbingan konseling berupa :
1. Permasalahan siswa dapat teratasi
2. Bangkitnya semangat siswa untuk belajar
3. Partisipasi siswa dalam pembelajaran
meningkat
4. Peningkatan prestasi belajar siswa
5. Peningkatan kemampuan guru membimbing siswa
Peneliti melakukan persiapan awal mulai tanggal 1
Agustus 2010 meliputi kegiatan: mengadakan kontak awal dan kesepakatan denga
reponden, guna membangun mempertahankan kepercayaan, serta memilih informasi
(Sugiharto, 2005: 43).
Kemudian langkah-langkah prosedur kerja yang
dipergunakan menggunakan tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas yang terdiri
dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu :
perencanaan, implementasi, observasi, evaluasi dan refleksi. (jadwal penelitian
terlampir)
a. Perencanaan
Mendiagnosis permasalahan belajar siswa,
penyebabnya dan dirumuskan implementasi penanganannya termasuk dalam
perencanaan langkah-langkah bimbingan konseling menggunakan Konseling Eklektif
dengan Perilaku Attending : analisa data tentang klien, diagnosis masalah
diagnosis masalah prognosis atau prediksi tentang perkembangan masalah
selanjutnya, pemecahan masalah, dan tindak lanjut dan peninjauan hasil-hasil
konseling begitu juga perencanaan pembentukan bimbingan individual terhadap
tiga orang siswa berdasarkan permasalahan yang sama (kebiasaan buruk dalam
belajar, berbicara kotor, dan bertengkar) serta merencanakan instrumen
pengamatan danwawancara.
b. Implementasi
Pada implementasi guru menyusun
pelaksanaan bimbingan konseling menggunakan Konseling Eklektif dengan Perilaku
Attending, guru mengamati penanganan permasalahan belajar siswa yang terdiri
dari tahapan :
c. Observasi
dan Evaluasi
Peneliti dan rekan guru berkolaborasi
untuk melakukan pengamatan, jalannya bimbingan kelompok melalui Teknik
Eklektif, Perilaku Attending,respon siswa, hasil pengamatan dan wawancara.
d. Refleksi
Mendiskusikan hasil pengamatan dan
wawancara untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus II; demikian pula hasil
pelaksanaan pengamatan dan wawancara siklus II untuk perbaikan pada siklus III.
D. Metode
Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah model Sprandley, dalam pelaksanaan
analisis data tidak silakukan secara
linier berurutan setelah semua data yang terkumpul, melainkan akan dilakukan
secara stimulat pada saat dan setelah data terkumpul. Dengan demikian terjadi
interaksi antara proses pengumpulan data dan analisis data serta elemen-elemen
lain seperti pencatatan data, penulisan laporan sementara, dan mengajukan
pertanyaan penelitian.
Interaksi berbagai elemen tersebut
membentuk pola siklikal. Selanjutnya data-data yang didapat pada siklus I, II,
dan III dibandingkan kemudian diungkapkan dalam bentuk kata-kata. Penjelasan
perbandingan sebagai fenomena yang dapat digunakan untuk membandingkan, tolak
ukur dan merefleksi peneliti dan guru selaku konselor atas kelmahan yang
terekam. Selanjutnya data yang disajikan, berupa tabel yang memuat secara
nominal dan dapat ditentukan 5-nya kemudian didiskripsikan kearah kecenderungan
tindakan guru selaku konselor dan sekasinya dalam bentuk partisipasi siswa
dalam kegiatan belajar mengajar menunjukan semangat, berpartisifasi aktif,
bekerja sama, berani bertanya, tidak berbicara kotor, tidak bertengkar, berani
berpendapat, membuka diri, berterus terang, ceria, gembira, menerima naehat,
dan merencanakan tindakan.
Selanjutnya dalam penelitian tindakan
kelas ini menggunakan strategi untuk meningkatkan validasi, yaitu: Pengumpulan
data relatif cukup lama guna memungkinkan analisa dan melengkapi data secara
berangsur-angsur agar memungkinkan ada kesesuaian antara taman dan kenyataan
1.
Penerapan multi metode guna memungkinkan paduan beberapa teknik pengumpulan
data seperti : wawancara, observasi, studi dokumenter, dan sumber (Kepala Sekolah, guru/konselor,
siswa / klien) hanya dalam pengumpulan dan analisis data (triangulasi)
2.
Pencatatan secara lengkap dan detail baik sumber situasi maupun orang
3.
Bahasa partisipan kata demi katamendapat rumusan dan kutipan yang rinci
4.
Penggunaan catatan-catatan dari partisipan berbentuk catatan anekdot untuk
melengkapi
5. Pengecekan data oleh semua
anggota selama pengumpulan dan analisis data
6. Data deskriftif yang dikumpulkan peneliti dan
guru merupakan hasil kolaborasi tim
7. Review oleh partisipan : bertanya kepada partisipan untuk mereview data,
melakukan sintesis semua hasil wawancara dan observasi
8. Mencari, mencatat, menganalisis
melapor data dan kasus-kasus negatif atau yang berbeda dengan pola yang ada
Bahkan
untuk meningkatkan refleksitas dalam pengumpulan data, peneliti menggabungkan
beberapa cara;
1) Memilih teman yang dapat membantu mempermudah
analisis dan interprestasi data
2) Membuat catatan harian yang
memuat tanggal, jam, tempat, orang dan kegiatan, perubahan-perubahan dan
perkiraan validitas data,
3)
Catatan tentang pertentangan etika, keputusan dan tindakan dalam jurnal
lapangan
4)
Teknik pengelolaan pencatatan, pengkodean data, pengelompoka
5)
Melakukan kegiatan kompirmasi formal seperti, kelompok utama, wawancara,
6) Melakukan kritik dari dengan
mengajukan pertanyaan tentang peranan dan kegiatan dalam seluruh proses
penelitian tindakan kelas tersebut.
E.
Cara Pengambilan Kesimpulan
Hasil pengumpulan data, pemeriksaan
keabsahan data yang diperoleh peneliti guru selaku konselor melalui ketekunan
pengamatan, perpanjangan dan guru selaku konselor melalui ketekunan pengamatan,
perpanjangan keikutsertaan peneliti, triangulasi, dan review informan sebagai
kunci dalam penelitian tindakan kelas siklus I, II, dan III selanjutnya
dipergunakan peneliti dan guru untuk mengambil keputusan. Teknik Eklektif dan
Perilaku Attending dinyatakan efektif dalam menangani dan mengentaskan
permasalahan siswamanakala data /Hasil Observasi Kegiatan guru dan Data Hasil
Observasi Kepribadian Siswa /yang merekam dalam tabel menunjukan rata-rata >
60 % dan data hasil wawancara menunjukan respon positif dan cocok dengan kajian
pustaka. Perilaku Attending terbukti efektif apabila dalam kegiatan tindakan
kelas ini permasalahan siswa dapat diatasi, siswa bersemangat, berpartisipasi
aktif, bekerja sama, berani bertanya, tidak berbicara kotor, tidak bertengkar,
berani berpendapat, membuka diri, berterus terang, ceria, gembira, menerima
nasehat dan merencanakan tindakan. Kemudian muncul pengaruh peningkatan
kemampuan guru dalam membimbing siswa sehingga prestasi belajar siswa dapat
meningkat.
0 komentar:
Posting Komentar