CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS BK
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS BK BIMBINGAN KONSELING SMP-Berkaitan dengan tugas guru terutama guru BK (Bimbingan dan Konseling) harus bisa menjalankan profesinya yaitu mengonseling siswa yang “bermasalah” maka dibutuhkan kerangka dasar materi pembelajaran berupa Contok PTK BK, Dimasa sekarang untuk membuat Penelitian tindakan kelas PTK Bimbingan Konseling SMP sangatlah mudah dengan mencari di internet Anda dapat mencari dan Download PTK BK SMP Lengkap.
Setelah mendownload PTK anda dapat mengeditnya sesuai dengan keingin materi yang akan anda sampaikan salah satu metode konseling adalah metode konseling behavior yang tujuannya dapat anda temukan di download PTK BK SMP bersama-sama (bekerja sama) menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan bimbingan konseling.
BP/BK (Bimbingan Penyuluhan / Bimbingan Konseling) untuk melaksanakan tugas mengajarnya diwajibkan membuat penelitian tindakan kelas BK SMP untuk meningkatkan ketrampilan, sikap, dan nilai. Pendidikan yang di terapkan oleh BP/BK (Bimbingan Penyuluhan / Konseling) Download penelitian tindakan kelas BK menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Tujuan pendidikan BP/BK (Bimbingan Penyuluhan / Konseling) adalah membantu siswa memahami ketrampilan, sikap, dan nilai. dan saling keterkaitannya.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas Mapel BK Bimbingan Konseling yang diberi judul “Upaya Peningkatan Kedisiplinan Siswa Masuk Sekolah Pada Jam Pelajaran Pertama Melalui Hukuman Berjenjang Di Smp”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK BK Kelas 7 SMP lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-42-444-991 dengan Format PESAN PTK 08 SMP).
Contoh Abstrak PTK BK/BP
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh diadakannya upaya peningkatan disiplin bagi siswa kelas 7 SMP yang datang terlambat saat pelajaran jam pertama melalui hukuman berjenjang pada kelas VII C SMP ..................
Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri........................ Penelitian tindakan kelas ini mulai dilakukan selama tiga bulan yaitu dimulai pada bulan ................. pada hari efektif kegiatan belajar mengajar. Subyek dalam PTK BK ini adalah siswa SMP pada kelas VII C. Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan wawancara Analisis Data dengan menggunakan analisis diskripsi kualitatif. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri pra tindakan dan 2 (dua) siklus.
Hasil penelitian: Pada pra siklus pada bulan Juli 5 siswa yang terlambat dan hanya 7 yang tidak terlambat. Siklus I pada bulan Agustus 12 keterlambatan siswa dan 20 yang tidak terlambat. Siklus II pada bulan Septemberterdapat 4 siswa yang terlambat dan 28 siswa tidak terlambat. Hal ini menunjukkan keberhasilan tindakan kelas yang dilakukan atas permasalahan keterlambatan siswa pada saat jam pertama pelajaran. Sehingga hipotesis yang mengatakan “Diduga dengan diadakannya upaya tindakan pendisiplinan dengan hukuman berjenjang bagi siswa yang datang terlambat pada pelajaran jam pertama kelas VII C SMP Negeri ..... dapat meningkatkan ketepatan waktu masuk pada pelajaran jam pertama” terbukti kebenarannya.
CONTOH PTK BK SMP BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia sekolah atau siswa mempunyai peran yang penting dalam pembangunan bangsa dan negara, karena mereka merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat membangun dan menghasilkan karya-karya yang berguna bagi negara. Contoh PTK BK Di tangan siswa inilah bagaimana perkembangan suatu negara ditentukan. Anak-anak yang terdidik, berdisiplin, dan berkualitas secara intelektual, mental dan spiritual akan mampu berkompeten dalam menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga kelangsungan dan martabat bangsa dapat terjamin.Kedisiplinan pada anak usia sekolah sangat penting diperhatikan, adanya peraturan-peraturan yang jelas dan terarah sangat mempengaruhi anak pada masa dewasanya nanti. Kedisiplinan pada anak harus dilakukan, salah satunya adalah kedisiplinan harus masuk akal dan adanya konsekuensi jika kedisiplinan dilanggar. PTK BP SMP
Dalam hal kedisiplinan pada anak usia sekolah, orang tua atau guru harus bersungguh-sungguh dengan apa yang dikatakannya. Penerapan peraturan yang konsisten dan hukuman ringan jauh lebih bermanfaat bagi anak daripada peraturan yang tidak konsisten dan hukuman yang berat. Konsisten atau disebut disiplin merupakan cara orang tua atau guru untuk menunjukkan kepada anak bahwa orang tua sebenarnya memperhatikan perilakunya, maka orang tua tersebut akan lebih terdorong untuk bersikap sesuai dengan harapan.
Kenyataan yang bisa dilihat pada lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya dan di Kelas 7 SMP, masih ditemukan tindakan yang tidak atau kurang disiplin para siswanya terutama dari ketepatan siswa masuk pada saat jam pertama pelajaran yaitu jam 07.00 WIB. Banyak siswa yang terlambat mengakibatkan kurang lancarnya proses kegiatan belajar mengajar pada saat jam pertama tersebut.
Keterlambatan tersebut bukan berarti tanpa sebab, berbagai macam alasan diungkapkan para siswa yang sering terlambat, diantaranya adalah siswa berasal dari daerah pedesaan hutan jati yang jalannya tanah liat atau naik sepeda menuju ke halaman sekolah.
Contoh penelitian tindakan kelas Faktor ekonomi yang lemah merupakan salah satu sebab yang membuat anak kurang begitu memperhatikan kedisiplinan dalam mengatur waktu terutama untuk masuk sekolah sesuai jam yang telah ditentukan. Sebagai contoh adalah adanya siswa yang karena terlalu lelah membantu orang tua bekerja mencari nafkah di malam hari, sehingga ia bangunnya kesiangan dan terlambat untuk mengikuti pelajaran jam pertama.
Masalah transportasi dan jalan setapak yang becek yang sulit pada musim penghujan juga merupakan salah satu alasan terlambatnya siswa untuk mengikuti pelajaran jam pertama. Siswa-siswa SMP Negeri banyak yang berasal dari pedesan dan kawasan hutan yang jalannya sulit ditempuh dengan sepeda maupun sepeda motor terutama kalau musim hujan harus dengan berjalan kaki untuk sampai di halaman sekolah. Bagi siswa yang berasal dari Alas Malang, Tanggel, Jeruk Sewu harus berangkat lebih awal karena jalannya sulit ditempuh, lebih-lebih kalau musim penghujan dan tidak ada transportasi umum. Contoh judul PTK BK. Alasan-alasan seperti inilah yang sering dikemukakan anak ketika datang terlambat pada saat jam pelajaran pertama sudah dimulai.
Baca Juga
PTK BK SMP DOC BIMBINGAN KONSELING KELAS IX
Apapun alasan para siswa yang datang terlambat, menunjukkan tingkat kedisiplinan yang rendah. Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja sehingga pada akhirnya akan menjadi budaya yang tidak baik pada lembaga pendidikan yang bersangkutan. Bimbingan Konseling SMP Untuk itu perlu adanya tindakan kelas agar kedisiplinan anak untuk mengikuti pelajaran terutama pada jam pelajaran pertama di sekolah dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu aturan yang tegas yang disertai dengan sanksi yang dapat membuat siswa menjadi disiplin yang nantinya akan berguna bagi ketertiban sekolah dan bagi diri siswa sendiri.
Adapun kebijakan yang diambil adalah dengan mengadakan suatu tindakan disiplin untuk memperbaiki sistem atau aturan pada saat jam pelajaran dimulai. Kebijakan ini dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan semua pihak yang terkait yaitu siswa, guru pelajaran jam pertama, guru piket, wali kelas, guru BP/BK, dan kesiswaan.
B. Identifikasi Masalah PTK BK
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dibuat identifiksi masalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa sering terlambat pada saat jam pertama pelajaran di sekolah ?
2. Apa akibat yang ditimbulkan dengan adanya keterlambatan siswa pada saat jam pertama pelajaran ?
3. Upaya tindakan kelas apa saja yang dilakukan terhadap permasalahan sering adanya siswa yang terlambat pada saat jam pelajaran pertama?
4. Bagaimana hasil yang dicapai atas upaya tindakan kelas yang dilakukan terhadap permasalahan sering adanya siswa yang terlambat pada saat jam pelajaran pertama?
C. Pembatasan Masalah PTK BP
Agar dalam penulisan ini dapat mencapai sasaran dengan tepat, maka penulis membatasi permasalahan pada:
1. Permasalahan dibatasi pada sering adanya keterlambatan siswa pada saat jam pertama pelajaran.
2. Tindakan kelas dilakukan pada kelas VII C SMP Negeri 2.
3. Tindakan kelas dilakukan pada Tahun Pelajaran 2008/2009, yaitu :
a. Pra Tindakan, pada semester gasal, bulan Juli 2008.
b. Siklus I, pada semester gasal, bulan Agustus 2008.
c. Siklus II, pada semester gasal, bulan September 2008.
D. Rumusan Masalah PTK BK
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh dengan diadakannya upaya peningkatan disiplin bagi siswa yang datang terlambat saat pelajaran jam pertama melalui hukuman berjenjang pada kelas VII C SMP Negeri semester gasal Tahun Pelajaran 2008/2009?”.
E. Tujuan Penelitian PTK BK
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui pengaruh diadakannya upaya peningkatan disiplin bagi siswa yang datang terlambat saat pelajaran jam pertama melalui hukuman berjenjang pada kelas VII C SMP Negeri 2 semester gasal Tahun Pelajaran 2008/2009”
F. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas SMP
1. Manfaat Teoritisa. Mendapatkan teori baru tentang langkah-langkah tindakan kelas yang diambil terhadap permasalahan sering adanya siswa yang terlambat saat jam pelajaran pertama.
b. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama tentang profesionalisme keguruan.
c. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Siswa
1) Siswa dapat hidup disiplin dengan mematuhi peraturan yang ditetapkan sekolah, terutama pada saat masuk jam pelajaran pertama .
2) Siswa dalam mengatur waktu pada semua aktifitas yang dihadapinya, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
b. Manfaat Bagi Guru
1) Guru dapat menerapkan tindakan kelas pada permasalahan siswa yang sering datang terlambat pada saat jam pelajaran pertama.
2) Guru dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada saat pelajaran pertama tanpa terganggu adanya permasalahan siswa yang sering datang terlambat.
c. Manfaat Bagi Sekolah
Menumbuhkan citra sekolah yang tertib dan disiplin dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya.
Contoh BAB II Penelitian Tindakan Kelas BK SMP
A. Kajian Teori
1. Disiplin
a. Pengertian Disiplin
Disiplin adalah mengajarkan anak untuk memiliki dan bertanggung jawab atas perilaku mereka di dalam konteks penghormatan atas hak-hak mereka. (Bill Rogers dalam Suryadi, 2004 : 127).
Bimbingan Konseling SMP. Sedangkan menurut Charles Schaefer dalam Bambang Sujiono (2005 : 28), menjabarkan arti disiplin sebagai berikut: “Disiplin yaitu yang mencakup pengajaran, bimbingan, atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa. Tujuannya menolong anak belajar untuk hidup sebagai makhluk sosial, dan untuk mencapai pertumbuhan serta perkembangan mereka yang optimal”.
Dari pengertian di atas, jelas bahwa disiplin tidak hanya dilakukan di sekolah, militer, atau organisasi kemasyarakatan yang lain, tetapi disiplin dilakukan di keluarga dan masyarakat umum. Disiplin merupakan pengajaran, bimbingan dan dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa, untuk anak, atau orang yang lebih muda. Melalui bimbingan, anak diajarkan serta diberi dorongan yang positif agar perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi optimal, baik dalam segi psikis maupun jasmani.
Disiplin juga bisa diartikan sebagai suatu proses belajar mengajar yang mangarah kepada ketertiban dan pengendalian diri. Orang tua yang disiplin adalah orang tua yang konsisten, dapat diandalkan, dan berkomunikasi langsung dengan jelas, dapat menciptakan sistem yang baik, dan menjadi model atau contoh bagi anak-anaknya untuk dapat menjadi disiplin seperti orang tuanya. (Elizabeth B. Hurlock, 1990 : 123)
Sebagai manusia tidak bisa hidup sendiri, tetapi selalu berada dalam kelompok masyarakat. Disiplin tidaklah merupakan suatu paksaan dari luar, namun harus dari dalam diri orang tersebut. Dalam suatu proses pendidikan anak diharapkan mampu memahami disiplin agar mereka dapat bekerjasama dengan orang lain. Karena itu mungkin tanpa adanya perilaku saling menghargai maka suatu nilai-nilai yang telah disepakati tidak akan berjalan dengan baik. Download PTK BK
Jadi disiplin adalah usaha terus menerus tidak henti-hentinya untuk menjadikan anak hidup dalam kebiasaan-kebiasaan yang teratur atas dasar kesadaran sendiri.
b. Unsur-unsur Disiplin
Unsur-unsur disiplin menurut Elizabeth B. Hurlock (1990 : 125) antara lain:
1) Pendidikan
Anak diajarkan mengenal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, ini sangat perlu karena manusia tidak dilahirkan dengan suatu bekal pengetahuan. Guru bertanggung jawab memberikan pengetahuan mengenai apa yang diharapkan dan tidak diharapkan oleh seorang atau kelompok.
2) Penghargaan
Penghargaan ini berupa pujian, hadiah, atau perlakuan khusus setelah anak melakukan sesuatu paling tidak mencoba melakukan apa yang diharapkan orang tua atau guru dari seorang anak. Penghargaan seperti pujian atau perlakuan secara khusus karena berhasil mengatasi situasi sulit dengan baik, mempunyai nilai pendidikan yang kuat. Pujian dan perlakuan khusus menunjukkan pada anak bahwa ia bertindak benar dan akan mendorong anak untuk mengulang perilaku yang baik bagaimanapun juga jika pujian dan perlakuan khusus menjadi efektif.
3) Hukuman Bimbingan Konseling SMP
Hukuman hanya boleh diberikan bila anak melakukan kesalahan dengan sengaja.
c. Tipe-tipe Disiplin
Tipe disiplin yang diterapkan bisa dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu:
1) Disiplin Otoritatif
Diberlakukan berdasarkan aturan tanpa alasan, biasanya diterapkan orang tua jaman dulu. Seorang anak harus menerapkan aturan tanpa bisa menolak alasannya. Tipe disiplin ini jarang memberikan penghargaan sebab dikhawatirkan akan memanjakan anak atau melemahkan motivasi, sedangkan hukuman akan ditekankan pada bentuk fisik, tanpa memeriksa terlebih dahulu apa kesalahan yang dilakukan.
2) Disiplin Permisif
Tipe ini anak diijinkan untuk melakukan apa saja yang disukai hanya sedikit aturan atau bimbingan yang diberikan orang tua. Bila anak melakukan apa saja yang dilakukan, dia akan dianggap pantas menerima rasa puas sebagai imbalan dari apa yang telah dilakukannya.
3) Disiplin Demokratis
Disiplin ini menekankan penjelasan dan arti yang mendasari peraturan, penghargaan, terutama pujian diberikan secara murah hati bila anak melakukan hal yang benar atau berusaha melakukan apa yang diharapkan. Hukuman diterapkan bila anak sengaja melakukan kesalahan, dan sebelumnya anak diberi kesempatan menjelaskan mengapa sampai berbuat kesalahan. Tipe ini jarang memberikan hukuman fisik.
Dari ketiga tipe disiplin tersebut tidak semua tipe bisa diterapkan pada semua anak karena semua orang mempunyai pembawaan yang berbeda dan setiap keluarga memiliki kehidupan sendiri. Meskipun demikian secara umum tipe-tipe disiplin, tipe demokratis bisa dianggap yang terbaik, karena tipe ini berada di tengah-tengah antara dua tipa lainnya. Disiplin demokratis atau tanpa paksaan, akan menjadikan anak yang patuh walaupun tidak ada pemimpin. Tipe otoritatif bisa dianggap bisa menghasilkan anak yang patuh dan taat tetapi tidak bisa menampilkan efek kreatif pada anak sehingga perhatiannya akan berkurang manakala tidak ada pemimpin. Sedangkan tipe permisif dikritik sebagai bentuk bukan dari disiplin karena tidak termuat dalam unsur-unsur disiplin. Contoh penelitian tindakan kelas SMP.
Bila orang tua atau guru merasa sudah memilih metode tetapi tidak memberikan hasil yang diharapkan lebih baik melakukan perubahan yang bertanggung jawab daripada bersikeras menerapkan tipe disiplin tertentu yang jelas tidak memberikan hasil yang diinginkan.
2. Hukuman Berjenjang PTK BK
Kata hukuman berasal dari kata dasar hukum. Menurut Agus Sulistyo dan Adi Mulyono dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2004 : 190), “Hukum adalah peraturan yang dibuat dan disepakati baik secara tertulis maupun tidak tertulis, peraturan undang-undang yang mengikat perilaku setiap masyarakat tertentu”.
Dari pengertian di atas maka hukum merupakan peraturan atau perundang-undangan yang disepakati baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang berlaku dalam suatu masyarakat. Apabila terdapat pelanggaran terhadap peraturan atau perundang-undangan tersebut, maka pelaku akan menerima sanksi atau hukuman sesuai dengan tindak pelanggaran yang dilakukannya. Sehingga hukuman disini adalah balasan setimpal atau konsekuensi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang.
Menurut Harris Clemes dan Reynold Bean (2001 : 20) kata “hukuman” dianggap sebagai tindakan yang diperlukan untuk menindak setiap pelanggarnya. Hukuman adalah merupakan suatu konsekuensi terhadap apa yang telah dilakukan yaitu adanya pelanggaran.
Pengenaan konsekuensi terhadap seseorang atas perilaku seseorang tersebut merupakan suatu kenyataan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai orang dewasa, biasanya akan diberikan penghargaan atau hukuman berdasarkan sikap dan perilaku yang telah diperbuatnya. Tingkah laku orang yang bekerja di kantor akan menentukan apakah orang tersebut akan mendapatkan promosi atau dan kenaikan gaji atau sebaliknya akan terkena amarah atau pemecatan dari atasannya. Dengan memahami bahwa setiap tindakan yang dilakukan pasti mengandung konsekuensi, maka perlu dikembangkan kepekaan terhadap kenyataan.
Demikian juga dengan keadaan di lingkungan sekolah. Untuk menata kehidupan yang tertib dan teratur maka sekolah memiliki peraturan sekolah yang berlaku bagi semua warga sekolah tersebut. Ketentuan-ketentuan tersebut menjadi suatu yang wajib dilaksanakan manakala seseorang mengakui bahwa ia menjadi anggota dalam lingkup masyarakat tersebut. Apabila terjadi pelanggaran terhadap hukum yang telah ditetapkan, maka bagi pelanggarnya harus mau menerima konsekuensi yang setimpal. Contoh judul penelitian tindakan kelas SMP.
Dalam suatu keluarga, diperlukan adanya keseimbangan antara penghargaan dan hukuman. Jika hanya penghargaan atau hukuman yang diberlakukan, maka seorang anak tidak akan pernah belajar tentang banyak hal yang perlu dipelajari dalam kehhidupannya.
Keinginan untuk memperhatikan masalah hukuman kadangkala menjadi sesuatu yang sulit dilakukan oleh orang tua. Tetapi jika suatu peraturan ingin dianggap efektif, maka setiap pelanggaran atas peraturan itu harus mendapatkan konsekuensi yang setimpal. Kalau tidak, maka peraturan itu sendiri akan kehilangan maknanya. Laporan PTK BP.
Hukuman harus sesuai dengan perkembangan dan harus dilakukan secara adil. Kalau tidak, maka dapat menimbulkan kebencian anak terhadap guru yang memberi hukuman. Hukuman juga harus mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan harapan sosial di masa berikutnya.
Terkadang terhadap hukuman yang telah diberlakukan masih saja terjadi pelanggaran-pelanggaran yang sama. Hal ini karena hukuman yang diberlakukan dianggap terlalu ringan sehingga tidak menimbulkan efek jera terhadap pelakunya. Untuk mengatasi hal ini maka pihak yang berwenang perlu membuat hukuman berjenjang, yaitu hukuman yang diberikan kepada pelanggarnya secara berjenjang dari hukuman yang tingkatnya paling ringan sampai kepada hukuman yang paling berat, apabila si pelaku masih saja melanggar peraturan secara berulang-ulang.
Sebagai misal adalah permasalahan siswa yang datang terlambat. Pada keterlambatan pertama, siswa diberi ijin masuk dengan terlebih dahulu berdoa di depan kelas sebagai hukuman. Pada keterlambatannya yang kedua, siswa diberi hukuman untuk membersihkan salah satu ruang atau halaman sekolah sebelum diijinkan masuk ke kelas. Pada keterlambatan yang ketiga siswa membuat pernyataan yang diketahui oleh orang tua, dan apabila siswa tersebut masih terlambat maka diberi hukuman yang tingkatanya lebih berat dari hukuman sebelumnya. Contoh Proposal PTK BK SMP
Hukuman berjenjang ini dilakukan dengan alasan yaitu setiap pelanggaran harus ada konsekuensinya. Suatu konsekuensi yang nampak seperti hukuman bagi guru, belum tentu dianggap sebagai hukuman bagi anak. Karena tidak menganggap sebagai suatu hukuman, maka anak tersebut akan melanggarnya berulang-ulang. Untuk itu perlu adanya konsekuensi hukuman yang tepat untuk mendisiplinkan anak.
Hukuman atau konsekuensi harus bersifat logis. Hukuman yang terlalu kejam dan mudah menimbulkan rasa bersalah atau penyesalan yang amat mendalam bukanlah hukuman yang baik. Hukuman yang baik adalah hukuman yang dapat menyadarkan anak untuk merubah perilakunya dari yang kurang baik atau kurang disiplin menjadi perilaku yang baik atau disiplin.
0 komentar:
Posting Komentar