Kenakalan-Kenakalan Siswa/Siswi Smp
JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini
HASIL OBSERVASI
A. Bentuk-bentuk/ Jenis-jenis Kenakalan Siswa SMP Negeri 14 Malang
Dari hasil observasi yang kami lakukan, dapat diketahui bahwa kenakalan remaja/ siswa sebagai bagian dari kemerosotan moral tidaklah dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya zamannya.
Moral disini diartikan sebagai ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto, 1957: 957). Dalam hal ini diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan sesuatu perbuatab yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan salah. Dengan demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkag laku.
Kenakalan yang dilakukan oleh anak remaja/ siswa pada umumnya merupakan produk dari adanya peraturan-perarturan keras dari orang tua, anggota keluarga dan lingkungan terdekatnya yaitu masyarakat di tambah lagi dengan keinginan yang mengarah pada sifat negatif dan melawan arus yang tidak terkendali.
Adapun bentuk-bentuk/ jenis-jenis kenakalan yang sering dilakukan oleh para siswa SMP Negeri 14 Malang, adalah tergolong jenis kenakalan ringan. Kenakalan ringan adalah suatu kenakalan yang tidak sampai pada pelanggaran hukum.
Bentuk/jenis kenakalan siswa SMP Negeri 14 Malang ini adalah:
1. Membolos
2. Ngobrol/ ramai pada jam pelajaran berlangsung
3. Pemakaian atribut pada seragam tidak sesuai dengan aturan yang ditentukan pihak sekolah
4. Merokok
5. Tidak mengerjakan PR sekolah
6. Sering terlambat datang ke sekolah
7. Menyontek
8. Berpacaran
A. Bentuk-bentuk/ Jenis-jenis Kenakalan Siswa SMP Negeri 14 Malang
Dari hasil observasi yang kami lakukan, dapat diketahui bahwa kenakalan remaja/ siswa sebagai bagian dari kemerosotan moral tidaklah dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya zamannya.
Moral disini diartikan sebagai ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto, 1957: 957). Dalam hal ini diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan sesuatu perbuatab yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan salah. Dengan demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkag laku.
Kenakalan yang dilakukan oleh anak remaja/ siswa pada umumnya merupakan produk dari adanya peraturan-perarturan keras dari orang tua, anggota keluarga dan lingkungan terdekatnya yaitu masyarakat di tambah lagi dengan keinginan yang mengarah pada sifat negatif dan melawan arus yang tidak terkendali.
Adapun bentuk-bentuk/ jenis-jenis kenakalan yang sering dilakukan oleh para siswa SMP Negeri 14 Malang, adalah tergolong jenis kenakalan ringan. Kenakalan ringan adalah suatu kenakalan yang tidak sampai pada pelanggaran hukum.
Bentuk/jenis kenakalan siswa SMP Negeri 14 Malang ini adalah:
1. Membolos
2. Ngobrol/ ramai pada jam pelajaran berlangsung
3. Pemakaian atribut pada seragam tidak sesuai dengan aturan yang ditentukan pihak sekolah
4. Merokok
5. Tidak mengerjakan PR sekolah
6. Sering terlambat datang ke sekolah
7. Menyontek
8. Berpacaran
1. Membolos
Membolos adalah pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan dari pihak sekolah. Membolos disini pada hakekatnya mereka berangkat ke sekolah dengan berpakain seragam dari rumah akan tetapi mereka tidak datang ke sekolah mereka pergi entah kemana. Keadaan seperti ini sering terjadi karena mereka merasa bosan dengan suasana sekolah, ada pula yang beralasan terlambat akhirnya mereka memutuskan untuk membolos saja.
2. Ngobrol/ ramai pada jam pelajaran berlangsung
Hal seperti ini sering sekali terjadi pada waktu proses belajar mengajar. Dimana guru/ pendidik sedang menerangkan akan tetapi para siswa asyik mengobrol sendiri tanpa menghiraukan gurunya. Siswa disini merasa bosan dengan suasana kelas yang monoton. Kedaan seperti itulah yang membuat para siswa merasa bosan dengan suasana kelas yang kurang menyenangkan. Serta ada juga siswa yang hanya ikut-ikutan saja, atau mematuhi kepala gengnya, karena di dalam kelas mereka membuat geng-geng tersendiri. Oleh karena itu guru harus dapat menyiasati bagaimana suasana proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan menyenangkan bagi para siswanya.
3. Pemakaian atribut pada seragam tidak sesuai dengan aturan yang ditentukan pihak sekolah
Pemakaian atribut pada seragam tidak sesuai dengan yang ditentukan oleh sekolah merupakan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah. Para siswa kadangkala tidak mematuhi tata tertib yang ada. Mereka memakai atribut pada seragam sesuai dengan kehendak hatinya, misalnya saat mengenakan baju pramuka atribut yang dikenakan salah satunya dasi almamater, padahal dasi tersebut harus dipakai pada saat hari senin sampai kamis yaitu saat mengenakan baju biru-putih.
4. Merokok
Merokok di sekolah bagi para siswa merupakan tindakan yang melanggar dan tidak diperbolehkan oleh pihak sekolah. Merokrok bagi para siswa merupakan kepuasan tersendiri bagi mereka yang sudah terbiasa merokok di rumah maupun di sekolah. Dan ada pula siswa yang hanya ikut-ikutan dan mencari perhatian supaya di pandang keren. Oleh karena itu pendidik/ guru harus bisa memberikan contoh yang baik dan memberi pengarahan misalnya; guru tidak boleh merokok di kelas pada waktu jam pelajaran, ataupun merokok di depan siswa-siswanya.
5. Tidak mengerjakan PR sekolah
Tidak mengerjakan PR sekolah ini sering kali dilakukan oleh para siswa laki-laki. PR atau tugas sering dianggap sebagai beban mereka dan menyita waktu mereka untuk bermain. Mereka beranggapan bahwa pelajaran di sekolah sudah cukup, dan tidak perlu lagi pekerjaan rumah (PR) yang hanya menyita waktu bermain dan waktu mereka untuk bersantai.
6. Sering terlambat datang ke sekolah
Sering terlambat datang ke sekolah mungkin bagi siswa yang rumahnya jauh, yang hanya bisa di tempuh dengan kendaraan bermotor/ angkutan umum. Tapi lain halnya dengan para siswa SMP ini, yang sering terlambat bukanya siswa yang jauh rumahnya melainkan siswa-siswa yang dekat dengan sekolah yang sering terlambat datang ke sekolah. Mereka beralasan sering ketiduran dan bersantai-santai karena mereka merasa tidak akan terlambat datang ke sekolah karena rumah mereka dekat dengan sekolah, dan bisa di tempuh dengan jalan kaki saja, tanpa harus naik kendaraan.
7. Menyontek
Menyontek sering dilakukan para siswa apabila mereka sedang melaksanakan ujian (UTS/ UAS). Karena para guru melarang para siswa membawa catatan kedalam kelas pada saat ujian berlangsung. Hal ini sering dilakukan oleh para siswa yang belum siap melaksanakan ujian atau siswa yang belum belajar menjelang ujian.
8. Berpacaran
Kata pacaran bukan hal yang asing lagi bagi kita terutama bagi remaja/ siswa sekarang. Mereka mengatakan bahwa berpacaran adalah untuk menyatukan/ mengenal diri seseorang antara satu dengan yang lain, dengan berpacaran mereka bisa mengenal satu sama lain Hal ini dilakukan oleh siswa karena mereka ingin mengenal jati diri yang sesungguhnya. Kalau mereka tidak diawasi atau dipantau dengan seksama oleh para orang tua atau pendidik mereka akan terjerumus kedalam hal-hal yang melanggar norma-norma agama. Oleh karena itu para orang tua khususnya pendidik/guru harus bisa memberikan atau membekali mereka dengan ilmu agama dengan baik
Membolos adalah pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan dari pihak sekolah. Membolos disini pada hakekatnya mereka berangkat ke sekolah dengan berpakain seragam dari rumah akan tetapi mereka tidak datang ke sekolah mereka pergi entah kemana. Keadaan seperti ini sering terjadi karena mereka merasa bosan dengan suasana sekolah, ada pula yang beralasan terlambat akhirnya mereka memutuskan untuk membolos saja.
2. Ngobrol/ ramai pada jam pelajaran berlangsung
Hal seperti ini sering sekali terjadi pada waktu proses belajar mengajar. Dimana guru/ pendidik sedang menerangkan akan tetapi para siswa asyik mengobrol sendiri tanpa menghiraukan gurunya. Siswa disini merasa bosan dengan suasana kelas yang monoton. Kedaan seperti itulah yang membuat para siswa merasa bosan dengan suasana kelas yang kurang menyenangkan. Serta ada juga siswa yang hanya ikut-ikutan saja, atau mematuhi kepala gengnya, karena di dalam kelas mereka membuat geng-geng tersendiri. Oleh karena itu guru harus dapat menyiasati bagaimana suasana proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan menyenangkan bagi para siswanya.
3. Pemakaian atribut pada seragam tidak sesuai dengan aturan yang ditentukan pihak sekolah
Pemakaian atribut pada seragam tidak sesuai dengan yang ditentukan oleh sekolah merupakan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah. Para siswa kadangkala tidak mematuhi tata tertib yang ada. Mereka memakai atribut pada seragam sesuai dengan kehendak hatinya, misalnya saat mengenakan baju pramuka atribut yang dikenakan salah satunya dasi almamater, padahal dasi tersebut harus dipakai pada saat hari senin sampai kamis yaitu saat mengenakan baju biru-putih.
4. Merokok
Merokok di sekolah bagi para siswa merupakan tindakan yang melanggar dan tidak diperbolehkan oleh pihak sekolah. Merokrok bagi para siswa merupakan kepuasan tersendiri bagi mereka yang sudah terbiasa merokok di rumah maupun di sekolah. Dan ada pula siswa yang hanya ikut-ikutan dan mencari perhatian supaya di pandang keren. Oleh karena itu pendidik/ guru harus bisa memberikan contoh yang baik dan memberi pengarahan misalnya; guru tidak boleh merokok di kelas pada waktu jam pelajaran, ataupun merokok di depan siswa-siswanya.
5. Tidak mengerjakan PR sekolah
Tidak mengerjakan PR sekolah ini sering kali dilakukan oleh para siswa laki-laki. PR atau tugas sering dianggap sebagai beban mereka dan menyita waktu mereka untuk bermain. Mereka beranggapan bahwa pelajaran di sekolah sudah cukup, dan tidak perlu lagi pekerjaan rumah (PR) yang hanya menyita waktu bermain dan waktu mereka untuk bersantai.
6. Sering terlambat datang ke sekolah
Sering terlambat datang ke sekolah mungkin bagi siswa yang rumahnya jauh, yang hanya bisa di tempuh dengan kendaraan bermotor/ angkutan umum. Tapi lain halnya dengan para siswa SMP ini, yang sering terlambat bukanya siswa yang jauh rumahnya melainkan siswa-siswa yang dekat dengan sekolah yang sering terlambat datang ke sekolah. Mereka beralasan sering ketiduran dan bersantai-santai karena mereka merasa tidak akan terlambat datang ke sekolah karena rumah mereka dekat dengan sekolah, dan bisa di tempuh dengan jalan kaki saja, tanpa harus naik kendaraan.
7. Menyontek
Menyontek sering dilakukan para siswa apabila mereka sedang melaksanakan ujian (UTS/ UAS). Karena para guru melarang para siswa membawa catatan kedalam kelas pada saat ujian berlangsung. Hal ini sering dilakukan oleh para siswa yang belum siap melaksanakan ujian atau siswa yang belum belajar menjelang ujian.
8. Berpacaran
Kata pacaran bukan hal yang asing lagi bagi kita terutama bagi remaja/ siswa sekarang. Mereka mengatakan bahwa berpacaran adalah untuk menyatukan/ mengenal diri seseorang antara satu dengan yang lain, dengan berpacaran mereka bisa mengenal satu sama lain Hal ini dilakukan oleh siswa karena mereka ingin mengenal jati diri yang sesungguhnya. Kalau mereka tidak diawasi atau dipantau dengan seksama oleh para orang tua atau pendidik mereka akan terjerumus kedalam hal-hal yang melanggar norma-norma agama. Oleh karena itu para orang tua khususnya pendidik/guru harus bisa memberikan atau membekali mereka dengan ilmu agama dengan baik
B. Hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya kenakalan siswa di SMP Negeri 14 Malang.
Suatu kenakalan pasti ada sebab. Berbicara mengenai kenakalan siswa, maka hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya kenakalan siswa sangatlah komplek. Untuk memperoleh data tentang penyebab terjadinya kenakalan siswa, penulis menggunakan pendekatan interview dan wawancara kepada para siswa yang tergolong sering melakukan kenakalan-kenakalan di sekolah, sehingga akan mempermudah jalanya observasi yang kami lakukan. Adapun hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya kenakalan siswa adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang kurang menerapkan disiplin kepada anak-anaknya dapat juga mempengaruhi terjadinya kenakalan siswa, bahwa penyebab yang paling utama di lingkungan keluarga adalah karena sifat egois dari anak tersebut, penyebab ini bisa diartikan sebagai kemauan dari si anak itu sendiri Kemarahan orang tua yang berlebihan terhadap anak juga dapat menimbulkan bermacam reaksi dari anak yang pada akhirnya akan menyeret anak untuk melakukan kenakalan.
2. Lingkungan Sekolah
Di samping lingkungan keluarga hal yang terpenting dari sebab-sebab timbulnya kenakalan siswa di SMP Negeri 14 Malang adalah lingkungan sekolah. Sekolah juga bisa menyebabkan timbulnya kenakalan siswa, yang mana penyebab terjadinya kenakalan siswa dipicu dari adanya pengaruh teman-temanya. Hal ini sangatlah wajar apabila pengaruh dari teman itu merupakan penyebab yang utama. Karena pergaulan anak-anak sekarang ini sangatlah bebas apalagi didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan yang begitu cepat. Sehingga apabila anak tidak memiliki teman yang baik maka ia akan terjerumus kepada hal-hal yang negatif, yang dapat merugikan diri sendiri dan dapat menular kepada teman-teman yang lain.
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat disini dimana anak melakukan hubungan sosialnya, baik dengan teman sebayanya maupun dengan orang yang lebih dewasa. Di lingkungan masyarakat itulah anak/ remaja menghabiskan sebagian dari waktu luangnya. Jadi tidak heran kalau kenakalan yang terjadi pada anak remaja disebabkan karena lingkungan masyarakat.
Suatu kenakalan pasti ada sebab. Berbicara mengenai kenakalan siswa, maka hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya kenakalan siswa sangatlah komplek. Untuk memperoleh data tentang penyebab terjadinya kenakalan siswa, penulis menggunakan pendekatan interview dan wawancara kepada para siswa yang tergolong sering melakukan kenakalan-kenakalan di sekolah, sehingga akan mempermudah jalanya observasi yang kami lakukan. Adapun hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya kenakalan siswa adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang kurang menerapkan disiplin kepada anak-anaknya dapat juga mempengaruhi terjadinya kenakalan siswa, bahwa penyebab yang paling utama di lingkungan keluarga adalah karena sifat egois dari anak tersebut, penyebab ini bisa diartikan sebagai kemauan dari si anak itu sendiri Kemarahan orang tua yang berlebihan terhadap anak juga dapat menimbulkan bermacam reaksi dari anak yang pada akhirnya akan menyeret anak untuk melakukan kenakalan.
2. Lingkungan Sekolah
Di samping lingkungan keluarga hal yang terpenting dari sebab-sebab timbulnya kenakalan siswa di SMP Negeri 14 Malang adalah lingkungan sekolah. Sekolah juga bisa menyebabkan timbulnya kenakalan siswa, yang mana penyebab terjadinya kenakalan siswa dipicu dari adanya pengaruh teman-temanya. Hal ini sangatlah wajar apabila pengaruh dari teman itu merupakan penyebab yang utama. Karena pergaulan anak-anak sekarang ini sangatlah bebas apalagi didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan yang begitu cepat. Sehingga apabila anak tidak memiliki teman yang baik maka ia akan terjerumus kepada hal-hal yang negatif, yang dapat merugikan diri sendiri dan dapat menular kepada teman-teman yang lain.
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat disini dimana anak melakukan hubungan sosialnya, baik dengan teman sebayanya maupun dengan orang yang lebih dewasa. Di lingkungan masyarakat itulah anak/ remaja menghabiskan sebagian dari waktu luangnya. Jadi tidak heran kalau kenakalan yang terjadi pada anak remaja disebabkan karena lingkungan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar